Senin, 21 April 2025

Terbit : Kam, 17 April 2025

HUTANG YANG HARUS DI BAYAR

Oleh : Dwi Jatmoko
HUTANG YANG HARUS DI BAYAR

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

………..
“Boleh pinjam uangnya, Pak?”

Buat apa.

“Buat bayar hutang.”

Gali lobang, tutup lobang dong.

“Kok Bapak tau, kalau saya tukang gali lobang.”

Dua hal ini saling berkaitan dan banyak terjadi di sekitar kita. Enggan berbisnis dan gemar berutang.

Mestinya bagaimana? Mestinya dibalik, gemar berbisnis dan enggan berutang.

Cek faktanya. Dilansir Kementerian Koperasi dan UKM, rasio kewirausahaan di Indonesia masih 3,47 %. Sampai-sampai kita berada di bawah Thailand 4,26%. Malaysia 4,74%. Singapura 8,76%.

Data dari Forbes, sebagaimana disampaikan Chairul Tanjung, dari 50 orang terkaya Indonesia, yang muslim cuma 8 orang.

Wirausaha ini kan solusi, wirausaha adalah penggerak ekonomi. Jumlah wirausaha ini juga menggambarkan kemakmuran suatu negara. Semakin makmur, maka rasio wirausahanya juga semakin tinggi.

Nah, itu data terkait wirausaha. Sekarang kita beralih ke data utang.

Dari Bisnis(dot)com merilis, sekitar 60% orang Indonesia memiliki utang di lembaga keuangan formal dan non formal termasuk pinjol. Itu yang tercatat dan resmi.

Saking familiarnya utang, seakan-akan berutang itu adalah hal yang biasa. Begitu gampangnya orang berutang. Utang ke kerabat, teman dekat dan tetangga.

Dikit-dikit ngutang, dikit-dikit ngutang. Padahal utang itu bisa membuat binasa.

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni, kecuali utang.” (HR. Muslim)

“Barang siapa yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam keaadaan sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah).

Nah, hadist di atas ngeri banget kan. Jika kita saat ini masih memiliki utang, ada 7 tips dari Ippho Santosa yang bisa dicoba.

  1. Miliki tekad yang kuat untuk tidak ngutang lagi. (Jangan di ulangi)
  2. Tanamkan niat yang lurus untuk melunasi. Ini adalah bentuk keseriusan kita.
  3. Berkomunikasi, temui si pemberi utang untuk mendapatkan ridhonya.
  4. Mulai mencicil, sebagai aplikasi dari niat melunasinya.
  5. Aktif jualan. (Kalau ga jualan, lha, uangnya dari mana? Dari warisan?)
  6. Aktif belajar. (Belajar cara ngatur uang).
  7. Berhemat. Klasik namun ini cukup ampuh kalau diterapkan.

Buang jauh-jauh filosofi, “Gali lobang tutup lobang, pinjam uang bayar hutang.”

Semoga yang masih punya utang, bisa segera melunasinya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Allaahumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazan, wa a’uudzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’uudzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’uudzu bika min qahrir rijaal.”

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesumpekan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari ketakutan dan kekikiran, dari lilitan hutang dan kezaliman orang-orang.”

آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ


وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Semoga bermanfaat.

Masjid Al-Hanif Warak Kidul
ID: 01.4.15.04.06.000161 | RT.02/RW.09, Warak Kidul, Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55288
Luas Tanah360 m2
Luas Bangunan187 m2
Status LokasiWakaf
Tahun Berdiri2019
  • Selamat Datang di Masjid Al-Hanif Warak Kidul. Salurkan Zakat dan Infaq Anda Melalui Kami.